Friday, March 11, 2022

Qur'an as Music

Walaupun gua yg nggak sepenuhnya mengharamkan musik, tergantung, tp tau nggak ada yg lebih haram dari mendengarkan musik? Menempatkan Qur'an selayaknya musik. Dan ini lebih bahaya dan masalahnya sekarang banyak terjadi. ⚠️

The Prophet ﷺ told us that there were several trials that would befall his people. Among them, there are six trials mentioned in this hadith.

A hadith from ‘Awf ibn Malik (may Allah blesses him), that he Prophet ﷺ says:

أَخَافُ عَلَيْكُمْ سِتًّا إِمَارَةُ السُّفَهَاءِوَسَفْكُ الدِّمَاءِ وَبَيْعُ الْحُكْمِ وَقَطِيعَةُ الرَّحِمِ وَنَشْوٌ يَتَّخِذُونَ الْقُرْآنَ مَزَامِيرَ وَكَثْرَةُ الشُّرَطِ

“I fear for you six trials: [1] foolish leaders; [2] shedding blood; [3] bribery in judgments; [4] severing family ties; [5] people who take the Quran as music; [6] and an excessive amount of conditions” [al-Mu’jam al-Kabir. Al Albani says that this hadith is saheeh].

Please be noticed on those six. Don’t be like them, don’t do those deeds.

***

Wawasan as-Sunnah tentang Kepemimpinan Bodoh (إِمَارَةُ السُّفَهَاءِ)
Oleh : Dr. Sulidar, M.Ag

Dalam  as-Sunnah umat Islam harus mewaspadai kemimpinan yang dipegang oleh orang-orang yang tergolong bodoh (as-Sufaha’), yakni mereka yang dalam kepemimpinannya tidak mengikuti petunjukan Rasul saw. Dengan adanya penjelasan ini, umat Islam waspada dan tidak memilih dan mendukung pemimpin yang memiliki kriteria sebagaimana yang diberitakan oleh Rasul saw.
.
.
.
Kata Bodoh ini dalam Alquran maupun as-Sunnah dikenal dengan as-sufaha’. As-Sufahâ` bentuk jamak dari safîh. Artinya: orang bodoh/dungu, kurang akal dan keahlian, ahlu al-hawa (biasa memperturutkan hawa nafsu), sembrono/gegabah serta buruk tindakan dan penilaiannya. Di dalam Islam, as-sufahâ` ini tidak boleh diberi kepercayan untuk mengelola sendiri hartanya (Q.S an-Nisa’[4]: 5). Islam memerintahkan agar diangkat seorang washi’ yang mengurusi harta milik as-sufahâ` ini. As-Sufahâ` juga di-hijr (dilarang untuk melakukan transaksi apapun). Jika mengelola harta sendiri dan bertransaksi apapun dilarang, lalu  bagaimana as-sufahâ` bisa dipercaya untuk mengelola harta orang lain, apalagi harta publik, juga memimpin suatu lembaga yang luar biasa besar seperti negara? Bagaimana mungkin pula mereka bisa dipercaya untuk mengurusi nasib orang banyak, seperti suatu negara? Jika itu terjadi, pasti kerusakan dan kehancuranlah hasilnya.
As-Sunnah tentang kepemimpinan bodoh

a. Siapa Pemimpin Bodoh (إِمَارَةُ السُّفَهَاءِ) itu ?
حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنِ ابْنِ خُثَيْمٍ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ سَابِطٍ عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِكَعْبِ بْنِ عُجْرَةَ أَعَاذَكَ اللهُ مِنْ إِمَارَةِ السُّفَهَاءِ قَالَ وَمَا إِمَارَةُ السُّفَهَاءِ قَالَ أُمَرَاءُ يَكُونُونَ بَعْدِي لا يَقْتَدُونَ بِهَدْيِي وَلا يَسْتَنُّونَ بِسُنَّتِي فَمَنْ صَدَّقَهُمْ بِكَذِبِهِمْ وَأَعَانَهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ فَأُولَئِكَ لَيْسُوا مِنِّي وَلَسْتُ مِنْهُمْ وَلَا يَرِدُوا عَلَيَّ حَوْضِي وَمَنْ لَمْ يُصَدِّقْهُمْ بِكَذِبِهِمْ وَلَمْ يُعِنْهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ فَأُولَئِكَ مِنِّي وَأَنَا مِنْهُمْ وَسَيَرِدُوا عَلَيَّ حَوْضِي يَا كَعْبُ بْنَ عُجْرَةَ الصَّوْمُ جُنَّةٌ وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيئَةَ وَالصَّلَاةُ قُرْبَانٌ أَوْ قَالَ بُرْهَانٌ يَا كَعْبُ بْنَ عُجْرَةَ إِنَّهُ لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ لَحْمٌ نَبَتَ مِنْ سُحْتٍ النَّارُ أَوْلَى بِهِ يَا كَعْبُ بْنَ عُجْرَةَ النَّاسُ غَادِيَانِ فَمُبْتَاعٌ
نَفْسَهُ فَمُعْتِقُهَا وَبَائِعٌ نَفْسَهُ فَمُوبِقُهَا. مسند أحمد (22/ 332) (رقم الحديث: 13919)
Telah bercerita kepada kami Abdurrazaq telah mengabar kan kepada kami Ma’mar dari Ibnu Khutsaim dari Abdur rahman bin Sabith dari Jabir bin Abdullah Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada Ka’b bin’ Ujroh,”Semoga Allah melindungimu dari pemerintahan orang-orang yang bodoh”, (Ka’ab bin ‘Ujroh ra.) bertanya, apa itu kepemerintahan orang bodoh? (Rasul saw.) bersabda: “Yaitu para pemimpin negara sesudahku yang tidak mengikuti petunjukku dan tidak pula berjalan dengan sunnahku, barangsiapa yang membenarkan mereka dengan kebohongan mereka serta menolong mereka atas kezoli man mereka maka dia bukanlah golonganku, dan aku juga bukan termasuk golongannya, mereka tidak akan datang kepadaku di atas telagaku, barang siapa yang tidak mem benarkan mereka atas kebohongan mereka, serta tidak menolong mereka atas kedholiman mereka maka mereka ada lah golonganku dan aku juga golongan mereka serta mere ka akan mendatangiku di atas telagaku. Wahai Ka’b bin ‘Ujroh puasa adalah perisai, sedekah memadamkan api neraka dan sholat adalah persembahan. Atau beliau bersab da: penerang. Wahai Ka’b bin Ujroh sesungguhnya tidak akan masuk syurga daging yang tumbuh dari hal yang di murkai Allah (haram), dan neraka adalah paling tepat un tuknya, Wahai Ka’b bin ‘Ujroh manusia berpagi dengan dua keadaan; yaitu ia terjual dirinya kemudian ia membebaskannya atau ia menjual dirinya kemudian ia menghancurkan dirinya. H.R. Ahmad. No. 13919.

Berdasarkan as-Sunnah di atas, dapat diambil pelajaran bahwa pemimpin bodoh itu adalah para pemimpin negara sesudah masa zaman Rasul saw hingga kini yang tidak mengikuti petunjuk Rasul saw dan tidak pula berjalan berdasarkan as-Sunnah.

b.  Enam yang dikhawatirkan kepemimpinan bodoh
حَدَّثَنَا وَكِيعٌ قَالَ حَدَّثَنَا النَّهَّاسُ بْنُ قَهْمٍ أَبُو الْخَطَّابِ عَنْ شَدَّادٍ أَبِي عَمَّارٍ الشَّامِيِّ قَالَ قَالَ عَوْفُ بْنُ مَالِكٍ يَا طَاعُونُ خُذْنِي إِلَيْكَ قَالَ فَقَالُوا أَلَيْسَ قَدْ سَمِعْتَ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَا عَمَّرَ الْمُسْلِمُ كَانَ خَيْرًا لَهُ قَالَ بَلَى وَلَكِنِّي أَخَافُ سِتًّا إِمَارَةَ
السُّفَهَاءِ وَبَيْعَ الْحُكْمِ وَكَثْرَةَ الشَّرْطِ وَقَطِيعَةَ الرَّحِمِ وَنَشْئًا يَنْشَئُونَ يَتَّخِذُونَ الْقُرْآنَ مَزَامِيرَ وَسَفْكَ الدَّمِ. مسند أحمد
Telah menceritakan kepada kami Waki’ berkata: Telah menceritakan kepada kami An-Nahhas bin Qahm Abu Al Khaththab dari Syaddad Abu ‘Ammar Asy-Syami berkata: Berkata ‘Auf bin Malik: Hai Tha’un, seranglah aku. Berkata Syaddad: Mereka berkata: Bukankah kau pernah mendengar Rasul saw. bersabda: “Sesuatu yang dimakmurkan oleh orang muslim itu lebih baik baginya.” Berkata ‘Auf: Benar, tapi aku takut akan enam hal; (1) kepemimpinan orang-orang bodoh, (2) menjual hukum, (3) banyaknya polisi, (4) memutus tali silaturrahim, (5) generasi yang tumbuh dengan menjadikan Alquran sebagai seruling dan (6) penumpahan darah. H.R.Ahmad.No. Hadis 22845.

Pada penjelasan sahabat di atas dikatakan bahwa sahabat ‘Auf bin Malik khawatir akan 6 hal, yaitu:
1) kepemimpinan orang-orang bodoh,
2) menjual hukum,
3) banyaknya polisi,
4) memutus tali silaturrahim,
5) generasi yang tumbuh dengan menjadikan Alquran sebagai seruling (sebagai permainan) dan
6) penumpahan darah.


***

‘Auf bin Malik radhiyallāhu ‘anhu meriwayatkan dari Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallama yang bersabda:

«أَخَافُ عَلَيْكُمْ سِتًّا: إِمَارَةَ السُّفَهَاءِ، وَسَفْكَ الدَّمِ، وَبَيْعَ الحُكْمِ، وَقَطِيعَةَ الرَّحِمِ، وَنَشْوًا يَتَّخِذُونَ الْقُرْآنَ مَزَامِيرَ، وَكَثْرَةَ الشُّرَطِ».

“Aku takut menimpa kalian enam perkara: Kepemimpinan orang-orang bodoh, penumpahan darah (menganggap sepele urusan darah), jual-beli kekuasaan, pemutusan silaturrahmi, menyenandungkan Al-Quran seperti seruling (melagukannya meliuk-liuk seperti seruling, di luar batas kewajaran) dan banyaknya polisi.” (HR ath-Thabrani).


1) Imārah as-sufahā’ (kepemimpinan orang-orang bodoh). Mungkin bencana imārah as-sufahā’ ini merupakan ketakutan terbesar dan yang paling penting, dan bisa jadi ketakutan-ketakutan yang lain terjadi karena bencana imārah as-sufahā’ini. Untuk itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallama menempatkan bencana imārah as-sufahā’ sebagai yang pertama dan terdepan.


Siapakah sufahā’ itu? Mereka adalah orang-orang bodoh yang sedikit berfikir, kurang akal, dan lemah kompetensi; mereka orang-orang yang suka mengikuti hawa nafsu, ceroboh, sembrono, dan berprilaku buruk, serta kurang menghargai orang lain. Sufahā’ adalah orang-orang yang tidak dipercaya oleh Islam untuk diserahi harta mereka yang merupakan haknya. “Dan janganlah kamu serahkan harta (mereka yang ada dalam kekuasaan) kamu kepada orang yang belum sempurna akalnya.” (TQS an-Nisā’ [4] : 5). Allah subhānahu wa ta’āla memerintahkan perlindungan kepada orang yang di atas mereka, sebagaimana perintah untuk mengawasinya. Jika sufahā’ itu tidak dipercaya untuk mengurusi harta mereka sendiri, lalu bagaimana bisa mereka diberi kekuasaan untuk memimpin masyarakat?


2) Bai’ul hukmi (jual-beli kekuasaan). Sehingga kekuasaan menjadi sebuah transaksi yang diperjual-belikan oleh orang-orang yang memiliki kualifikasi yang diperlukan untuk memilih seorang pemimpin dengan katagori safīh (bodoh)! Tentu saja, tidak akan pernah ada melalui kualifikasi-kualifikasi ini orang-orang yang mengikuti sunnah dan menjadikan Alquran sebagai petunjuk. Dan harga kekuasaan ini seringkali tidak sebanding dengan suap yang dibayarkan oleh pembeli dari utangnya. Ingat! Jika kekuasaan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah saat kehancurannya.


3) Safkud dammi (menumpahkan darah): Ketika tidak ada pelindung katakwaan, maka hilang bersamanya media-media argumentasi dan pembuktian, sehingga tidak ada bagi penyelesaian masalah selain gaya fira’unisme, “Akan kita bunuh setiap anak laki-laki mereka … Pasti akan aku potong tangan dan kakimu …” Dan Anda jangan bertanya di dalam negara yang dipimpin orang-orang bodoh (sufahā’) tentang kekacauan keamanan dan jangan terkejut dengan banyaknya kegembiraan dan pesta pora.


4) Katsratusy syurathi (banyaknya polisi): Sistem pemerintahan polisi, yang seharusnya nafas-nafas orang saleh terlindungi, namun karena para pemimpin sufahā’ yang sangat ketakutan dengan rakyatnya, di mana mereka tampak gemetar meski dengan mobilitas sekecil apa pun, maka dari itu Anda melihat negara mereka berduka sebab penuh dengan para penjilat penguasa. Mereka membawa cambuk seperti ekor sapi untuk meneror rakyat dan memukul punggungnya. Mereka di pagi hari berada dalam murka Allah, dan di sore hari mereka berada dalam amarahnya.


5) Qothi’atur rahimi (pemutusan silaturrahmi): Jika kepemimpinan sufahā’ ini mencerminkan kerusakan politik; jual-beli kekuasaan mencerminkan kerusakan manajemen dan kehidupan; penumpahan darah mencerminkan kekacauan keamanan; banyaknya polisi mencerminkan represi militer; maka pemutusan silaturrahmi menjadi intisari dari rusaknya hubungan sosial di struktur pemerintahan negara yang dipimpin sufahā’. Dengan demikian, siapa saja yang tengah kehilangan pelindung ketakwaannya kepada Allah, maka pelindung ketakutan kepada ayah dan ibu sekali-kali tidak akan pernah bisa mencegah dari kemaksiatannya.


6) Menyenandungkan Alquran seperti seruling: Ketika Alquran tidak menjadi konstitusi, ketika kekuasaannya diperjual-belikan, hukum dan syariah Islam dibuang, dan hal-hal yang diwaspadai menjadi undang-undang resmi di negara itu, maka ketika itu Alquran berpindah pada lidah para pembaca untuk pemimpin sufahā’ dan para syeikh lantai istanahnya yang menjadikannya serupa dengan nyanyian, dan menjadikan pembacanya di sisi penguasa sufahā’ seperti para artis dan para penghibur majlis (tempat-tempat pertemuan). Sehingga yang menjadi presenter dalam program media adalah pemilik suara yang indah, bukan yang mengerti fiqih, sebab aslinya “salah seorang dari mereka ditampilkan bukan karena bacaannya dan keutamaannya melainkan untuk mendendangkan nyanyian mereka” dalam sejumlah sandiwara.

http://inforepublik.com/--enam-bencana-yang-paling-ditakuti-rasulullah

______

Dari hadits yang diriwayatkan Auf bin Malik di atas banyak sebenarnya yg Rasulullah SAW takutkan dan harusnya kita hindari dan menurut gua yang sangat menganggu dan sering sekali terjadi di sekitar gua adalah mendendangkan Qur'an seperti musik 🥲 Gua udah sering banget bilang. But I feel like I can't never stressed this enough and I just feel the need to always remind it from time to time 🙏 muliakan lah Al-Qur'an kalau ada yg membaca simak baik-baik, setel lah di tempat-tempat yg baik, cobalah berusaha mengerti apa pesannya. Jgn berlomba-lomba dinyanyikan diindahkan tp lupa dgn isinya. Jgn dibaca kencang-kencang kalau lagi ada yg sholat. Jgn berlomba-lomba jadi qori bikin rekaman album yang diindah2kan meliuk-liuk pakai segala mic headphone tp nggak sungguh-sungguh meresap ke hati. Ya begitulah pokoknya ya 😖 Gua tuh gimana gitu, tapi gua juga siapaaa... Ck tp gua jg nggak ridho sebenarnya, ini tuh salah, ini tuh nggak bener tp ntr gua annoying kaya grammar nazi tp gua terganggu, nggak khusyuk. Serba salah. Sebarkan jgn berhenti di kamu! Sekian dan terimakasih banyak atas kerjasamanya.

Btw, lah kok itu beda bgt ya terjemahannya كَثْرَةُ الشُّرَطِ yg paling atas (an excessive amount of conditions) gua kira semacam ghuluw (berlebih-lebihan) gitu, tp pas Google:
Terjemahan dan Arti kata شرط Dalam bahasa indonesia, Kamus istilah bahasa Indonesia bahasa Arab Halaman https://www.almaany.com/id/dict/ar-id/%D8%B4%D8%B1%D8%B7/ 
ada petugas, prasyarat, apa mungkin maksudnya banyak birokrasi ya? Wahh ini saya kurang tau ya... Yang bawahnya malah sistem pemerintahan polisi, pemerintahan militer, jauh lebih beda lagi...

Kalau بَيْعُ الْحُكْمِ (baiul hukmi) sebenernya lebih tepat yang di atas sih (bribery in judgement) dan yg kedua (menjual hukum) dibanding yg terakhir (menjual kekuasaan) jadi hukum tuh udah nggak benar-benar adil sesuai yg seharusnya


Yg lain

إِمَارَةُ السُّفَهَا

سَفْكُ الدِّمَاءِ

قَطِيعَةُ الرَّحِمِ

Saya belum belajar. Seperti surat Imam Ali don't talk about what you don't know (Jangan bicara diluar pengetahuan kalian)... Sebuah prinsip

Atau kalau risalahnya Pak Quraish Shihab "Hindarilah berucap menyangkut apa yang engkau tidak ketahui atau berbicara yang bukan urusanmu"

Apalagi yang سَفْكُ الدِّمَاءِ itu vocab baru bgt bagi saya. Kalau sama majelisnya Ibu Qur'an hadits aja jarang bahas itu. Mbah jg nggak pernah cerita apa-apa.

Tp yg pemutusan silaturahmi, severing family ties, parahnya hubungan kekeluargaan, qothi'atur rahimi itu gua bgt astaghfirullahaladzim padahal itu dosa besar di Islam kata Pak Quraish Shihab (nggak boleh pokoknya) tp gua nggak pernah sampai memutuskan silaturahmi kok (nggak pernah sampai benar-benar putus cuma gawat darurat aja), di lubuk hati yang terdalam gua selalu siap menyambut lagi cuma jaga jarak aja... Takut-takut... I'm easy to be found. I'm open 24/7. I'll always be there insyaAllah. Makanya kan gua tuh sebenernya berat bgt nge-block org, dimana aja, sampai suatu hari HP gua ilang pas udh itu kontakan2 lg sisa yg perempuan2 aja. Tp tetep jgn ditiru. Namanya manusia sejahat apapun dia sama kita, selupa Allah gimanapun jg, seluntur apa jg iman dan taqwa, pasti suatu saat saling perlu bisa aja krn gimanapun juga makhluk sosial. Tetap jagalah hubungan baik.

Soal yg imaratus sufaha udah lama banget jg nggak ditunjuk di posisi kepemimpinan sih. Nggak diberi kepercayaan. Tp trs itu gimana dong? Sedangkan hrs nunjuk kepemimpinan, ada jg kan dalilnya itu kalau kalian berpergian berkelompok 3 misal tunjuk lah satu sebagai pemimpin apa ya. Tp kalau nggak dikasih amanah jg nggak akan bisa-bisa? Nggak akan ada yg nerusin? Jaman dulu aja 10 tahun udh jadi raja. Tp beda sih ya, tiap zaman. Ada yg emang terpaksa Bapaknya meninggal tiba-tiba. Ada yg umur segitu udh hafiz, jd imam, sering ditugaskan untuk ini itu. Pas bgt waktu itu baru aja baca kisah Nabi Sulaiman yg ditunjuk nerusin tahtanya Nabi Daud trs saudaranya nggak terima... Ah udah ah, biar penasaran. Tp itu bagus2 bgt ya tulisannya. MasyaAllah berarti gua jg hrs hati-hati nih memilih pemimpin rumah tangga yang imaratus sufaha (yg mengikuti hawa nafsu semata, ceroboh, dll) tp gua jg kdg gitu lagi, jodoh kan cerminan diri. Berarti gua hrs memperbaiki diri, insyaAllah Allah perbaiki jodoh gua jg di luar sana.

Tapi ini semua masih relevan bgt ya keenam-enamnya. Di dunia yg kita singgahi sekarang ini. Hati-hatilah dengan pimpinan-pimpinan yang bodoh, menyepelekan pertumpahan darah, menjual hukum, hancurnya silaturahmi, org yg menempatkan Qur'an selayaknya musik, dan katsratus syurathi. Astaghfirullahaladzim. Sodaqoullahuladzim. Semoga Allah SWT tambah hidayah kita 🤲 Allahumma inni as-aluka ‘ilman naafi’an wa rizqon thoyyibaan wa ‘amalan mutaqobbalaan. (Tuh kan selalu ingat Nafi gua tuh udh kaya orang jatuh cinta banyak mengingat yg dicintainya, gua tuh sebenernya teman yg so sweet tau apa coba ini self-reclaim 😂😅 hujan ingat Nafi, mau belajar ingat Nafi, selesai belajar ingat Nafi ck semoga Allah SWT senantiasa kumpulkan kita dalam kebaikan dan curahan kasih sayang-Nya).



Jaman sekarang emang ada pimpinan-pimpinan yg nggak bodoh? Kan katanya we get the leaders we deserve. Kalau memang orangnya bodoh-bodoh semua gimana? *[Insert meme "Gimana ini Pak Ustadz?" here]*

Jadi keinget dulu pernah baca pas kiamat nanti orang-orang bener-bener lupa agama nggak ada yg tau, mereka cuma taunya itu kisah-kisah dr nenek moyangnya, itu jg cuma sisa-sisa. Serem bgt ya? Tp gua inget jg hadist selama msh ada yg nyebut "Allah" di muka bumi ini belum akan dibikin kiamat.

Pesan gua ya treat elders kindly, segimanapun menguji kesabarannya. Jaga silaturahmi, mereka kesepian jg tau kdg anak2nya udh gede punya dunianya sendiri. Trs kalau lebaran sungkem itu kan suka didoain, dikasih nasihat, berusahalah tetap dijalani tradisi itu. Merendahlah, banyak belajar, gimanapun jg mau S2 S3 atau apa mereka lebih banyak pengalaman hidup lebih lama usianya.

.
.
.

September 2022

Gua nggak seneng bgt dah tetep masih kalau ada video murattal Qur'an pake mic, trs berdiri begitu, pasti gua unsubscribe atau not interested, nggak suka aja jadi hilang gitu sakral/magisnya Qur'an jadi dipersamakan sama musik. Kurang gitu penghormatan kita pada Qur'an. Padahal ya murattal yg di HP gua jg rekamannya jg paling kurang lebih gitu tapi tetap saja tidak suka. Mending ketemu orang yg nggak hafal Qur'an sama sekali tapi akhlak dan hatinya Qur'ani sekali daripada ketemu penghafal Al-Qur'an tapi cuma di lidah begitu saja. Nggak tau lah jadi kesannya kaya cuma mengindah-indahkan bacaannya saja nggak bener-bener mengajak merenungi maknanya. Emang lah baca Qur'an itu sebisa mungkin diindahkan. Tp maksudnya yg lebih utama kan Tartil dulu nggak sih? Benar, jelas, bacaannya. Walaupun memang diindahkan-indahkan jg biar menarik orang-orang untuk mendengarkan, tp jd hilang gitu maknanya kalau cuma lomba hafal-hafalan dan indah-indahan.

No comments:

Post a Comment

About Me

My photo
South Tangerang, Banten, Indonesia
Do you know, how many stars in the sky? Do you know how many flowers in this universe? I don't know. But alone, or together they are awesome. I want to be like them.