Ini sebenernya tugas crpen waktu gue kelas 10, tugas B.Ind... tapi entah mengapa gue pengen ngeshare... enjoy it!
Bell Istimewa
“Riiiiiiiiiing driiiing!!!” Bell pulang berbunyi lantang. Menggelegar kesetiap sudut sekolah dasarku. Saat itu kalau tidak salah aku kelas 5, eh atau kelas 4? Ya... sekitar itulah. Disambut teriakkan “Hore!” yang meriah dari siswa-siswi yang tadinya lemas dan layu. Wajah mereka, bersemu ceria seluruhnya. Mengapa? Hanya bell pulang bukan? Mungkin menurutmu hal biasa. Kalau begitu biarkan sejenak (ehem... maaf sepertinya bukan sejenak) aku akan menjelaskan keadaan sesungguhnya.
Saat itu bulan puasa. Nah! Dari kalimat pertamaku kalian mulai mengerti bukan? Mengapa bell pulang yang kumaksud bukan bell pulang biasa. Selain itu sebelum SDku tercinta bangunannya dibuat bertingkat, anak kelas 4 dan 5 masuk siang. Hal itu karena jumlah kelas yang belum cukup, kalau serempak semua anak masuk pagi.
Masuk siang dibulan puasa adalah hal yang menyedihkan menurut kami. Disaat matahari dengan murah hatinya berbagi cahaya yang sangat terik, disaat anak-anak lain mencuci kaki dan bersiap tidur siang. Kami harus membawa tas besar yang berat, berseragam, dan berangkat ke sekolah. Walau pedagang jajanan berkurang, peduli amat? Puasa ya lapar. Puasa ya haus. Begitulah menurut kami yang dulu belum terlau mengerti makna puasa. Hanya tuhan, diri masing-masing, dan mungkin ibu mereka yang tahu apakah anak-anak dikelas kami benar-benar puasa penuh atau disambung.
Puasa setengah hari saat itu hukumnya aneh bagi kami. Biasanya kelas 1 dan 2 saja hanya beberapa anak yang tidak puasa setengah hari. Kalau kelas 3 pagi-pagi sahur, siang buka.. lalu menyambung lagi dan baru buka sesungguhnya saat maghrib. Kelas 4 dan seterusnya, umumnya malu dengan adik kelas bila puasa setengah hari, atau bahkan tidak puasa.
Saat bell belum berbunyi, tiap anak yang masih puasa tidak bosannya bertanya ketiap murid “Kamu puasa gak?” dengan tatapan aku-masih-tahan-puasa-dong-aku-hebatkan! Dan tiap anak yang sudah batal atau tidak puasa pasti langsung keluar kelas setelah menaruh tas. Was-was diinterogasi. Bagi yang non muslim mereka mengemil bekal di kantin yang tutup (tiap bulan puasa disekolahku kantin tutup). Aku masih ingat saat aku bertiga (bersama sahabat-sahabatku) keliling kelas menanyai tiap anak. Setiap selesai dijawab “Aku masih puasa kok.” kami serempak menyahut “Kita juga!”.