Saturday, June 18, 2022

Jokowi, Ganjar, PDIP Menciderai Nilai-nilai Demokrasi Lagi?

Setelah Omnibus Law yg katanya niatnya membuka lapangan kerja dan memotong ribetnya birokrasi, yg padahal ditolak buruh karena merenggut hak-hak buruh, tidak terbuka, yg harusnya hukumnya yg dibenahin ditegakkan bukan undang-undangnya yg dipotong... Padahal itu diakalin dikibulin aja kelompok kepentingan biar bisa semena-mena usahanya, biar lebih bebas ngerusakin lingkungan...

Setelah Kendeng, Wadas, dll yg katanya demi rakyat buat geo thermal demi kesejahteraan masyarakat buat tambang padahal tanah ya tanah mereka bukan negara, warga jg belum bener-bener ikhlas ngejual sampai demo, sampai polisi malah dijadikan alat buat mukul rakyat sendiri...

Sekarang rame lagi pemberangusan gerakan Khilafatul Muslimin yg sebenarnya nggak ada tindakan kriminal apa-apa sama sekali, trs diberitakan akan dibimbing agar kembali ke nilai-nilai Pancasila, paan si anjeng emang dikira mereka teroris? Mereka ISIS? Dari jaman HTI dilarang dulu jg sebenernya gua rada aneh tau nggak... Selama ini gua di kampus hidup berdampingan nggak pernah ada masalah... Nih ya gua masih TPB tingkat 1 trs dia bahas politik gitu ngasih brosur emang mereka sering bgt kontra sama kebijakan-kebijakan pemerintah sih, kaya yg penting kontra aja nggak bener2 dipikirin dulu masalah subsidi lah apalah, yg lebih absurd lagi ya gua yg Ekonomi Syari'ah mereka anak di luar itu MIPA lah apalah, otomatis gua lebih ngerti dong, temen gua yg MIPA jg tp msh tahun pertama takut (dikira aliran sesat) gua mah gua simak aja dulu, trs gua tanya-tanyain balik, kelihatan bgt mereka emang lemah bgt ilmu-ilmu dasar tentang ekonomi maupun agama cuma ngikutin yg di brosur itu aja pokoknya... Trs gua ketemu lagi udah tingkat 2 apa ya, sama aja gua simak dlu, trs gua tanya-tanya gua cecer trs sampai gua ajakin ayo dah ke dosen gua yg S1 Syari'ah Mesir, S2 Malaysia Ekonomi apa ya... Trs dia jiper gitu... Tp mereka tuh sebenernya nggak berbahaya cuma awam aja
Dan nggak anarkis, dibanding FP* dan FB* let's say, ya udh kerjaannya nyebar-nyebarin brosur aja, sama aksi damai bawa-bawa bendera khilafah, emang serem sih tp bener-bener harmless dan nggak ada aksi kriminal apa-apa
Gua lebih rispek sama Gus Nadir yg tiap hari edukasi "nggak mesti khilafah kalau mau bernegara yg Islami" drpd yg kaya Jokowi make alat pemerintahan (polisi) yg mana yg bayar jg rakyat, pakai pajak, buat "gebuk" rakyat sendiri...
Ya kalau lu kesel nih orang-orang rebel bgt segala apa kebijakan gua dikritik, kontra, ya diajak dialog lah, nggak auto dipasangin baju oren tahanan dan diborgol. Emang dia nyuri? Emang dia ngerampok? Nggak kan
Trs selain di kampus gua jg pernah ketemu nih, kontrakan gua sebelahnya buka warung makan sama warung jajanan kecil-kecilan nah mereka juga naruh brosur itu di meja warung makannya buat bacaan org yg makan di situ mungkin, ini berarti mereka pro khilafah kan ya, tp gua baik-baik aja nggak pernah ada masalah, padahal gua duluan yg tinggal di situ mereka belakangan ya wajar aja transaksi beli lauk, jajan, beli nasi. Apa gitu yg salah? Pandangannya? Mereka cuma mikir pengen gitu ya punya pemimpin yang dipilih secara Islami, tp secara Islami versi mereka, udh, nggak ada terorisme2nya... Trs kenapa kira-kira mereka mikir gitu? Ya dikompor-komporin negara kita kepemimpinannya kurang islami (emang iya kan pinjol China aja nggak dilarang-larang), pemerintahannya kurang Islami, banyak yang hidupnya kurang sejahtera (emang iya kan? Selama ini pemerintah perannya sama fakir miskin dan lansia gimana? Banyak bgt nih di depan mata gua sendiri dimana-mana terabaikan tidak sesuai amanat UUD '45 yg katanya harusnya dirawatin negara), trs solusinya apa? Nah pokoknya apapun masalahnya ujung-ujungnya tiba-tiba solusinya pokoknya khilafah. Nggak ada gitu program apa kek ini kek itu kek, insentif apa kek, kebijakan apa kek solusinya khilafah pokoknya. Makanya yg kena selain yg kurang ilmu agama, yang secara ekonomi nggak sejahtera2 bgt jg awalnya. Apakah pengusaha apa atau konglomerat ada yg minta-minta khilafah? Nggak, nggak masuk market/audience mereka. Trs apa yg pemerintah lakukan? Hearing? Lalu mengentaskan kemiskinan? Nggak! Dialog? Nggak juga. Bodo amat komentar atau kritik mereka, pokoknya lu nggak suka kan sama gua, nggak suka Jokowi selalu dikritik selalu kontra, tangkep, gerakin kepolisian. Udah seakan-akan dikriminalisasi begitu aja. Padahal mereka tidak melakukan tindak kriminal apa-apa...



Ini tuh sama aja menciderai demokrasi, mau niat lu sebagus apa pun, kalau tidak dengan consent. Kalau secara pemaksaan tidak melalui dialog dlu. Ujung-ujungnya ya sama aja kaya jaman Siti Nurbaya. Pemaksaan. Pokoknya. Intinya. Mau niatnya sebagus apapun itu nggak ada org yg suka dipaksa-paksa. Harus usaha lah dibuat paham dulu, dijabarkan seterbuka mungkin dlu, dipastikan dulu untung sama untung. Saling mendengarkan. Nggak semena-mena, nggak tirani, nggak seenaknya muntang-muntang lebih berkuasa. Lebih punya power. Bicaralah dulu empat mata diundang masuk istana atau makan-makan di warung mana bicara baik-baik kaya Jokowi yg dulu, anak rakyat biasa yg masa kecilnya suka digusur, dan sekarang atau dulu pas menjabat terkenal dialog dlu nggak pernah ada kekerasan terkait penggusuran.

No comments:

Post a Comment

About Me

My photo
South Tangerang, Banten, Indonesia
Do you know, how many stars in the sky? Do you know how many flowers in this universe? I don't know. But alone, or together they are awesome. I want to be like them.