Wajar nggak sih kalau gua marah? Jadi Nyokap gua habis pergi trs makan enak kalau dia cerita doang mah ya udah ya, tapi ini dia bawa pulang tapi nggak jadi mau nawarin ke gua katanya karena gua marah tp itu jg karena dikata-katain Ibu, dibercandain yg nyakitin, akhirnya dibiarin aja makanannya di ruang tengah nggak dimakan nggak diapa-apain cuma biarin aja baunya semerbak dan gua tadi siang cuma makan nasi pecel doang bnr-bnr toge, daun, nasi, bumbu kacang, kerupuk nggak ada proteinnya ada dikit dari kacang kebangetan ih. Mending sekalian nggak usah bilang-bilang punya makanan. Beres. Daripada kaya gitu.
Kemarinnya juga dia cerita doang mau diajak makan enak, tapi nggak ngajak gua, nggak bagi-bagi jg... Gitu tuh biar apa? Gua mah kan kalau cerita abis itu bikin give away biar kalian bisa beli sendiri jg. Ini mah nggak ada pedulinya samsek nggak mikirin perasaan orang lain. Sebel.
Sampai sekarang masih belum ada maaf, lahir batin. Orangtua kan juga bisa salah, tapi masa anak mulu yg harus minta maaf kalau salah. Bukannya beliau minta maaf udah bercanda yang nyakitin trs baik-baikin gua, ini malah gua yg dihukum karena marah udah disakiti.
“Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir) sedang Allah menjadikan untukmu ampunan dariNya dan karunia. Dan Allah Mahaluas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” ( QS Al-Baqarah : 268)
Nanti kalau Ibu sakaratul maut setan ni bakal lebih dahsyat menganggu Ibu, aku kasih kisi-kisi aja, tapi jangan takut ada malaikat yg Allah kirim untuk jaga kita ada Allah jg. Tapi aku nggak bisa nolong banyak, Ibu harus selamatkan diri Ibu sendiri jg.
No comments:
Post a Comment