Meneruskan Perjuangan Almarhumah Marsinah

Kalian tau nggak si kalo seluruh perempuan mogok kerja satu negara bisa lumpuh? Baik di sektor formal maupun informal.

"In 1975, when I was seven years old, women in Iceland went on a strike. They did no work that day, whether they held professional jobs or had the work of the home. They marched into the center of Reykjavík -- 90 percent of women participated -- and peacefully and in solidarity asked for equality. Nothing worked in Iceland that day, because nothing works when women are not at work."

Kalian tau juga nggak si perempuan yg bekerja sekaligus memilih menjadi Ibu sangat berjasa untuk ekonomi, bahkan kalian sadar nggak si kalo semua perempuan di satu negara mogok procreate atau reproduksi itu negara bisa punah?

Makanya kalo ada buruh memperjuangkan cuti haid (yg hampir dihilangkan di RUU Cilaka), cuti hamil, dst-nya jgn dicibir atau diabaikan. Kaya sepele, tapi dampaknya/ruginya bisa seabad. Kaya keliatannya aja menguntungkan pengusaha padahal semu, semuanya rugi bandar sesungguhnya. Buruh nggak sejahtera, perusahaan harus nanggung banyak akibat hukum maupun materil maupun nama baik kelak maupun pasar tenaga kerja yg jadi kaku turn overnya tinggi mungkin, negara jg secara ekonomi kapitalis mau untung padahal buntung. Jangan seenak jidat "wailah udh enak2 dibikinin omnibus law motong birokrasi biar lapangan kerja banyak malah demo mulu" if the trade is too much, then, wait.

Apalagi buat perempuan yg hidupnya bisa punya peran dobel bahkan triple yang harusnya dilindungi.

My/our future might be on stake. From hopefully bright to gloomy.

Perempuan yg kerja sekaligus punya anak udh berat kerjanya... buruh kadang udh berat kerjanya... Jangan dipersulit. Jangan dibikin makin berat

"Permudahlah jangan persulit"

(Nabi Muhammad)