Bocah 5 Tahun di OI Alami Gizi Buruk dan Gejala Hidrosefalus, Butuh Uluran TanganKamis, 25 November 2021 12:46Penulis: Agung Dwipayana | Editor: Vanda RosetiatiBocah 5 Tahun di OI Alami Gizi Buruk dan Gejala Hidrosefalus, Butuh Uluran TanganTRIBUN SUMSEL/AGUNG DWIPAYANAWahyu, bocah penderita gizi buruk asal Desa Teluk Kecapi, Kecamatan Pemulutan, Ogan Ilir membutuhkan uluran tangan.TRIBUNSUMSEL.COM, INDRALAYA - Seorang bocah 5 tahun bernama Wahyu Hidayat, mengalami gizi buruk dan kondisinya kini memprihatinkan.Wahyu merupakan warga Dusun III Desa Teluk Kecapi, Kecamatan Pemulutan, Ogan Ilir.Menurut orang tua Wahyu, putra mereka kerap mengalami kondisi kesehatan yang tak menentu sejak usia 1 tahun."Wahyu sejak kecil sering sakit-sakitan. Kadang sehat kadang sembuh," kata Rusmi, ibunda Wahyu saat ditemui di kediamannya di Teluk Kecapi, Kamis (25/11/2021).Menurut Rusmi, sejak kecil Wahyu diberikan susu kental manis, bukan susu formula bayi seperti seharusnya.Hal ini dilakukan Rusmi karena ia tak mampu membelikan susu formula bayi untuk putranya itu."Maklum kami tidak mampu untuk beli susu bayi. Jadi beli susu kaleng untuk menghemat biaya," ujar Rusmi.Wanita 39 tahun ini menuturkan, kondisi kesehatan putra kelimanya kerap tak stabil hingga berusia 5 tahun.Puncaknya sejak dua bulan lalu, kondisi kesehatan Wahyu mulai memperihatinkan.
Ogan Ilir ini beritanya agak ngeri-ngeri ya, sedih-sedih bgt, ini juga:
AA, ibu rumah tangga yang juga orangtua tunggal, dengan wajah datar ketika menuturkan jika dia sudah menghabisi nyawa anak kandungnya sendiri.
Sontak, penuturan AA tersebut membuat para warga bergegas datang ke rumah pelaku. Mereka pun kaget, ketika melihat FA, anak semata wayang AA sudah tewas bersimbah darah di atas tempat tidurnya.
Menurut Kapolsek Lempuing Jaya Iptu Nasron Junaidi, pelaku diduga mengalami Depresi karena permasalahan ekonomi.
Dari penuturan warga, pelaku sudah berpisah dengan suaminya sejak setahun lalu. AA akhirnya hidup dengan FA, puteri semata wayangnya di Kabupaten Ogan Komering Ilir Sumsel.
“Korban juga merupakan penyandang disabilitas, tidak bisa bicara atau gagu. Pelaku juga kurang bergaul dengan warga,” ujarnya.
Yang waktu itu juga tapi ternyata di Tapanuli Selatan, Sumut deng (https://amp.suara.com/news/2020/02/25/191952/tiga-bocah-kelaparan-yang-makan-sabun-kini-dirawat-di-panti-asuhan). Anak kecil 3 bersaudara udah jadi buruh cuci masih kecil trs sehari-hari makan sabun karena kelaparan. Kenapa tetangganya tidak ada yang menolong ya sampai jadi berita nasional? Apa tetangganya pada nggak ngerti semua juga kalau kental manis bahaya, buat bayi lagi? Apa tetangganya orang nggak punya semua juga jadi anak kecil aja hrs jd buruh cuci dan bahkan tetep nggak bisa makan lagi? Katanya Bapaknya depresi semenjak ditinggal Ibunya, tapi ya nggak bisa lepas tanggungjawab aja gitu dong.
No comments:
Post a Comment